Penyakit Jantung koroner terjadi karena berbgai faktor, diantaranya adalah karena penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi menyebabkan otot jantung bekerja sangat keras untuk memompa darah keseluruh tubuh, sehingga mengakibatkan jantung mengalami kecapekan atau istilahnya gangguan. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus tanpa ada penaganan khusus maka otot-otot jantung akan rusak dan jantung tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan penyakit jantung khusunya penyakit jantung koroner.
Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai hal, sesuai penyebebnya hipertensi dikelompokkan menjadi :
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.
Stress juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat
komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan
gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain
seperti kencing manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh
peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang
lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari
pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang
tinggi menjadi hilang.
Tekanan darah selalu disebutkan dengan dua bilangan, misalnya 120/80. Angka
120 adalah tekanan sistolik, yaitu tekanan maksimal pembuluh darah saat jantung
berkontraksi. Angka 80 adalah tekanan diastolik, yaitu tekanan darah minimal
seusai jantung berkontraksi. Tekanan darah diukur dengan 1 mmHg.
Saat ini konsensus para ahli hipertensi menyebutkan, tekanan darah dipandang
normal jika berada pada kisaran di bawah 120/80 mmHg. Anda dianggap menderita
hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg ke atas. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko. Kewaspadaan akan
datangnya hipertensi memicu para ahli untuk membuat klasifikasi prehipertensi,
yaitu tekanan darah sistolik pada 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolik
pada nilai 80-90 mmHg.
Hipertensi berpotensi menyebabkan berbagai gangguan jantung, seperti
penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga gangguan irama jantung. Hasil
penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, tekanan darah tinggi memicu hampir setengah penyakit serangan jantung koroner.
0 comments:
Post a Comment